Kerap Diasingkan, Transgender di Pakistan Akhirnya Buat Komunitas Gereja Sendiri


 Golongan transgender Kristen di Pakistan, kerap diejek, dianiaya dan diancam. Tetapi sekarang sudah mendapati kenyamanan dan penghiburan di gereja mereka sendiri.

taruhan slot dunia menang besar dalam bermain judi slot resmi

Dijauhi oleh gereja-gereja lain, mereka pada akhirnya bisa melaksanakan ibadah dengan tenteram di First Church of Eunuchs.


Dalam kebaktian belakangan ini, wanita transgender, dengan kudung yang tergerai di rambut panjang mereka, pimpin pembacaan Alkitab dan menyanyikan himne dengan parau, disertai irama drum yang dimainkan dengan seorang tetua transgender di gereja. Begitu berdasar laporan Kanal News Asia, Kamis (26/11/2020).


First Church of Eunuchs ialah salah satu gereja transgender Kristen di Pakistan.


"Eunuch" ialah arti yang kerap dipakai untuk wanita transgender di Asia Selatan, walau beberapa menganggap mengejek.


Pendeta dan salah satunya pendiri gereja, Ghazala Shafique, menjelaskan ia pilih nama itu untuk menerangkan tujuannya, mencuplik ayat-ayat panjang dari Alkitab yang menjelaskan jika beberapa kasim dicintai oleh Tuhan.


Di kota paling besar Pakistan, Karachi, di pantai Laut Arab, berada di bawah bayangan katedral batu coklat yang membubung tinggi, di mana jemaah menjelaskan mereka tidak berasa diterima.


"Beberapa orang memandang kami dengan mata yang menertawai kami," kata Nena Soutrey, seorang wanita transgender yang hidupnya penuh tragedi pukulan, penganiayaan, dan pelecehan.


"Tidak ada yang ingin duduk di dekat kami dan beberapa bahkan juga menjelaskan kami ialah kekejian. Tetapi kami tidak. Kami ialah manusia. Kami ialah manusia. Apa yang keliru sama kita? Berikut kami," ucapnya.


Wanita dan pria transgender dari seluruh agama kerap diancam dan dihina di muka umum atau bahkan juga hadapi kekerasan di Pakistan yang paling konvensional, walau pemerintahan sudah mengaku mereka secara sah selaku tipe kelamin ke-3 .


Sering tidak dianggap oleh keluarganya, mereka mau tak mau mengemis dan bekerja selaku penari di acara pernikahan. Mereka kerap alami pelecehan seksual dan usai selaku karyawan sex.


Transgender Kristen ialah minoritas dalam minoritas di negara dengan penduduk sebagian besar Muslim.


Umat ​​Kristen dan agama minoritas yang lain kerap hadapi diskriminasi dan berasa tempat mereka renggang. Walau komune bisa mendapati suport antara mereka sendiri, transgender Kristen tersering ditampik.


Di gereja, mereka diminta duduk ada di belakang dan kadang dikasih tahu tidak untuk kenakan pakaian seperti wanita.


Arzoo, seorang wanita transgender, menjelaskan jika di gereja-gereja dengan sisi wanita dan pria yang terpisah, ia terpental bolak-balik, diminta wanita untuk duduk dengan pria dan diminta pria untuk duduk dengan wanita.


"Saya mendapati diri saya pada kondisi yang memusingkan," ucapnya.


Arzoo menjelaskan ia senang menyanyikan himne atau melafalkan Alkitab, tapi di gereja yang ia hadiri, mereka meminta tidak untuk menyanyi.


"Saya mau mencoba tampil di muka, tetapi lainnya memandang tidak hormat jika kita turut," katanya.


"Saya tidak pahami kenapa mereka berasa semacam ini. Kami manusia juga, lahir dari orangtua kami. Langkah Tuhan membuat mereka, Tuhan membuat kita."


Di gereja baru mereka, pendeta Shafique rayakan kebaktian nyaris tiga jam, tapi jemaah transgenderlah yang pimpin.


Di Indonesia permasalahan transgender sampai LGBT masih dipandang tabu. Tetapi beberapa negara ini sudah melegalkannya secara hukum.


Postingan populer dari blog ini

Many Ukrainians have long participated in building democracy in Ukraine

The US economy added 353,000 jobs in January, starting off 2024 with a bang

Trick financial obligation