Cerita Sukses Tanaman Hortikultura di Karawang Hasil Kerja Sama RI-Taiwan
Panas matahari yang menggantung tinggi di langit, dibarengi temperatur panas dekati 35 derajat Celcius. Di tempat pertanian di teritori Karawang ada seorang ahli pertanian asal Taiwan namanya Chiu lakukan pengujian tanaman di tempat bersama-sama dengan petani Indonesia.
taruhan slot dunia menang besar dalam bermain judi slot resmi
Di daerah Karawang, banyak masyarakat yang pencariannya secara turun temurun berkebun padi. Lewat kontribusi Taiwan Technical Mission (TTM), beberapa petani sukses menanam tanaman hortikultura bermutu tinggi seperti sayur tomat kecil, okra dan jambu biji.
Bagaimanakah cara Taiwan Technical Mission untuk menolong petani tingkatkan penghasilan tahunan mereka seputar 20 % tahun ini? Chiu, Ahli Taiwan asal Hsinchu, Taiwan, sekarang ini bertanggungjawab atas proyek peningkatan hortikultura wilayah Karawang.
Di tahun 2019, dia tiba ke Indonesia dengan bawa pengalaman bertani sepanjang tahun di Taiwan. Dia berkemauan untuk membudidayakan tanaman hortikultura di wilayah Karawang, memberi sumbangsih untuk Indonesia, begitu disebut dalam keluarkan yang diterima Liputan6.com dari Taipei Economic Trade Office, Kamis (26/11/2020),
Dengan memakai bahasa Indonesia, Chiu mengajarkan petani lokal dimulai dari tehnik penanaman, pembibitan, penanaman, transplantasi, penyakit dan hama serangga sampai ke produksi dan pemasaran.
Chiu terpikir waktu mulai membahas budidaya tanaman dengan petani. Beberapa petani terus ngomong pengin menanam brokoli, waktu itu saya memikir kelihatannya ada permasalahan, brokoli adalah tanaman tipe dingin dan tidak bisa ditanamkan tiada ketinggian spesifik di Indonesia.
"Apa Indonesia mempunyai tipe tanaman unik? Dengan hati ingin tahu pada akhirnya saya memutus ke kebun bersama beberapa petani dan mendapati rupanya yang dibahas oleh beberapa petani itu ialah kembang kol."
Benar-benar kembang kol dapat tahan panas dan dapat menyesuaikan dengan cuaca Karawang yang cukup panas. Kecuali keadaan cuaca, rintangan yang lain ditemui oleh team tehnis Taiwan dalam pengiringan awalnya ialah Karawang terhitung dalam teritori persawahan.
Tanah disitu telah lama terbenang air, hingga struktur tanah jadi lekat dan berat, yang tidak aman untuk sejumlah besar tanaman hortikultura.
Oleh karenanya, team tehnis Taiwan harus cari tipe tanaman lokal yang pas dengan keadaan semacam itu. Keadaan tanah Karawang yang lekat dan berat ini, jika berlangsung kekeringan bisa menjadi sekuat batu, ini akan mengakibatkan akar tanaman tidak bisa bernapas dan daya serap jadi tidak bagus.
Hadapi rintangan itu, team tehnis perlu usaha untuk membenahi struktur tanah dengan memakai pupuk organik dan kapur dalam skala besar, diaduk di tanah untuk membenahi struktur tanah supaya bisa dekati standard umum untuk budidaya tanaman hortikultura, selanjutnya baru mulai bisa membudidayakan tanaman.
Sesudah Visi Tehnik Pertanian Taiwan mengakhiri permasalahan varietas dan tanah, rintangan setelah itu petani Indonesia di wilayah ini tidak mempunyai pengalaman bercocok tanam, hingga harus mengawali dari awalnya.
Dimulai dari persiapan tanaman, pembibitan, penanaman, penyiraman, pemupukan, beberapa obat, panen, dan lainlain. Semua diberikan TTM secara bergandengan tangan. Oleh sebab pengendalian tanaman hortikultura memerlukan semakin banyak tenaga dan waktu dibanding dengan menanam padi, pertamanya kali beberapa petani disuruh untuk mengurus tempat secara berdikari.
"Perlu beberapa waktu untuk berunding. Awalannya petani terus mempunyai ide jika harus dikerjakan secara bersama (mode padi), mereka tidak terlatih lakukan pengujian dan mengurus sawah sendiri, bahkan juga waktu awalnya panen harus juga menanti kontribusi dari team tehnis," tutur Chiu.
Sesudah komunikasi terus-terusan dan tatap muka teratur dengan petani, beberapa petani pada akhirnya baru mulai bisa berdikari secara aktif memberikan laporan keadaan ladangnya, misalkan kenapa daunnya menguning, ada serangga di atas lapangan, obat apa yang perlu disemprot, dan sebagainya.
Ketua team produksi dan marketing Abudulrohim berbicara; "Karena tuntunan yang penuh kesabaran dari team tehnis, panorama di dusun Karawang saat ini sudah berlainan, dan Anda bisa menyaksikan sepetak untuk sepetak tempat hasil kerjasama dengan team tehnis itu".
Petani memperoleh hasil panen yang bagus di dalam budidaya sayur mayur kecuali bertanam padi, mempunyai sumber penghasilan yang semakin banyak, dengan rerata kenaikan penghasilan tahunan sejumlah 20 %. Gagasan peningkatan hortikultura sepanjang 3 tahun untuk daerah Karawang di Indonesia, arah intinya ialah memberi tutorial tehnis komplet ke petani di daerah Karawang.
Disamping itu, supaya beberapa petani dapat membuat lajur pemasaran yang konstan, dalam rencana capai arah pemerintahan Indonesia dalam tingkatkan penghasilan petani di Karawang. Kerja sama tehnik pertanian di antara Taiwan dan Indonesia diawali di tahun 1976. Pada tanggal 21 Mei tahun itu, Taiwan dan Indonesia tanda-tangani kesepakatan kerja sama tehnik pertanian.
Akhir Oktober, team tehnik pertanian diberangkatkan ke Surabaya untuk menolong propinsi itu dalam penerapan gagasan pembangunan pertanian yang mendalam, dan sampai saat ini sudah melalui 44 tahun.
Sekarang ini, kecuali gagasan peningkatan hortikultura teritori Karawang, Visi Tehnik Pertanian Taiwan mempromokan "One Village One Product in Bali (OVOP)", "Manajemen Usaha Pertanian di Bogor", "Pengokohan Pembudidayaan dan Peningkatan Usaha Pertanian di Daerah Bandung" di Indonesia dengan keseluruhan 18 project kerja sama.
Terhitung "Peningkatan Benih Padi Bermutu Tinggi di Propinsi Sulawesi Selatan" dan "Project Peningkatan Hortikultura Daerah Karawang".
Melangsungkan lebih dari 130 seminar dan aktivitas pengamatan yang langsung memberi faedah ke lebih dari 20.000 petani Indonesia dan mendapatkan kenaikan mata pencarian yang berarti.
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen menampik ide China ke Taiwan untuk membuat satu negara dua pemerintahan.